Mencari Wasilah dalam Usaha Memperoleh Rejeki

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS 5 :35)

Pencari Wasilah dalam memperoleh Rejeki Allah SWT adalah sedikit orang yang rela melakukan apa saja sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya :

Jumlah mereka sedikit karena jalan mereka adalah jalan yang mendaki lagi sukar, mereka berusaha membebaskan manusia dari kemiskinan dalam perbagai perwujudannya. Mereka berusaha membuka lapangan pekerjaan agar dapat memberi solusi di hari kelaparan – yang kini melanda 1/8 dari penduduk bumi (QS 90:11- 16).

Lantas siapa pencari itu ? Anda dan saya..?, tentu kita semua tidak ingin menjadi orang yang duduk-duduk saja melihat segala ketimpangan yang ada. Anda dan saya tentu saja – sangat tidak ingin menjadi orang yang membiarkan kemiskinan ada di depan kita,

Maka pilihannya tinggal satu, kita semua ingin menjadi pencari – yang senantiasa mencari jalan yang mendekatkan diri kepadaNya, bersungguh-sungguh bekerja di jalanNya – yang dengan ini kita ingin menjadi orang yang beruntung, mendapatkan ampunan dan karuniaNya.

Bila Anda merasa sendirian dan kesepian di jalan yang mendaki lagi sukar tersebut, mengapa kita tidak bergabung dan berjama’ah, merapikan barisan – untuk saling mengisi dan berbagi ? Carilah teman sejalan dalam visi dan misi, karena inilah salah satu peluang di perjalanan dalam mendaki lagi sukar itu.

InsyaAllah bersama-sama kita dapat melahirkan korporasi-korporasi besar bukan hanya untuk skala Indonesia, tetapi juga dunia – bukan karena kita takut miskin, tetapi karena kita berharap ampunan dan karuniaNya. Aamiin YRA.

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2:268).

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:

coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas - jual benih lele - jual bibit lele - benih lele - bibit lele - lele sangkuriang - Description: Mencari Wasilah dalam Usaha Memperoleh Rejeki
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Mencari Wasilah dalam Usaha Memperoleh Rejeki
SelengkapnyaMencari Wasilah dalam Usaha Memperoleh Rejeki

Simulasikan Death Valley Usaha Mandiri Anda...

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


Pengungkapan statistik ini bukan untuk menakut-nakuti para (calon) entrepreneur, tetapi justru sebaliknya. Prepare for the worst to get the best – siap menghadapi yang terburuk untuk mendapatkan yang terbaik, maka dengan cara memahami penyebab waktu terburuk dalam usaha atau death valley ini – insyaAllah kita bisa menyiapkan strategi untuk menghadapi dan mampu melewatinya.

Simulasi death valley-nya untuk dua kondisi tersebut diatas bisa dilihat untuk usaha yang kita rintis apakah berjalan sesuai rencana..?, bila tidak perlu tambahan modal lagi dari modal awal Anda dan usaha Anda sudah akan lepas dari death valley di tahun kedua.

Sebaliknya bila kondisi terburuk yang terjadi – yaitu penjualan tidak tercapai dan biaya juga tidak dapat ditekan – maka Anda akan memerlukan injeksi modal di tahun kedua atau ketiga – agar Anda bisa tahan berada di death valley lebih panjang – lima tahun atau lebih sampai usaha Anda mentas dari lembah kematian ini.

Dua unsur yang berpengaruh menentukan seberapa dalam dan seberapa lama death valley ini adalah unsur penjualan dan unsur biaya. Unsur penjualan dapat Anda ketahui secara detil sejak hari pertama Anda jualan, demikian pula dengan unsur biaya. Artinya begitu sisi pendapatan tidak bisa di dongkrak untuk memenuhi  target, Anda harus bisa menekan cost.

Maka sesungguhnya dalam dan lamanya death valley ini masuk area yang bisa di rencanakan, dipantau, dikoreksi dlsb dari waktu ke waktu. Kuncinya ada di perencanaan financial yang akurat, serta penerapannya yang sungguh-sungguh di lapangan.

“... Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya....”. QS 3 : 159.

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:

coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Simulasikan Death Valley Usaha Mandiri Anda...
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Simulasikan Death Valley Usaha Mandiri Anda...
SelengkapnyaSimulasikan Death Valley Usaha Mandiri Anda...

Mencari Pemimpin Kafilah Perjalanan Umat

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


Sudah 69 tahun merdeka dan kita melakukan perjalanan menuju kemakmuran umat..., mendekati tujuan-pun kita belum. Di bumi yang hujannya melimpah dan semua tumbuh-tumbuhan hidup, kita masih belum bisa mencukupi kebutuhan pangan kita sendiri. Bahkan konsumsi daging kita baru mencapai sekitar ¼ dari rata-rata konsumsi daging dunia !

Nah mumpung sekarang pemimpin kafilah perjalanan ini akan berganti (lagi), mustinya menjadi kesempatan bagi kita semua untuk memperoleh pemimpin yang tahu betul tentang arah perjalanan ini yang seharusnya, tahu betul tentang perbekalan ruhiyah maupun jasadiyah yang amat sangat diperlukan agar perjalanan ini sampai kepada tujuannya.

Tetapi bagaimana kalau dari calon-calon pemimpin kafilah yang ada belum nampak ada tanda-tanda bahwa dia tahu arah perjalanan ini, bahwa dia tahu perbekalan yang dibutuhkan ? ya sebenarnya mereka belum layak memimpin. Yang layak memimpin sesungguhnya juga sudah jelas, dia haruslah orang yang beriman dan beramal shaleh (QS 24 :55) :

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik". (QS An-NÅ«r:55).

Iman merupakan kekuatan bekal ruhiyah, sedangkan amal shaleh merupakan kekuatan perbekalan jasadiyah.

Tetapi masalahnya di perjalanan panjang kafilah negeri ini bukan pemimpin semacam ini yang akan hadir paling tidak untuk sementara ini, yang akan hadir adalah yang dipilih rame-rame tanpa harus memperhatikan keimanan maupun amal shalehnya. Artinya salah kita sendiri bila dengan sengaja kita memilih pemimpin tanpa pertimbangan kekuatan bekal ruhiyah dan jasadiyah !

Maka apa yang bisa kita lakukan ? mutung tidak ikut perjalanan kafilah besar ini ? Masih banyak yang bisa kita lakukan. Kita bisa berada dalam perjalanan kafilah besar ini,  tetapi dari waktu kewaktu kita harus rajin membaca peta perjalanan – dan teriak keras mengingatkan pemimpin perjalanan bila dia melenceng.

Berada di dalam kafilah perjalanan tidak berarti menerima  tanpa syarat kemanapun kafilah dibawa oleh para pemimpin perjalanan. Bila dia mau mengajak kita masuk jurang, masak kita juga ngikut saja ? pengikut perjalanan harus berani teriak mengingatkan dan ketika kereta pemimpin yang di depan bener-bener nyungsep ke jurang, pengikut harus bisa melompat menyelamatkan diri.

Atau ada alternatif lain, kita tidak ikut rombongan perjalanan kafilah tersebut. Kita menempuh perjalanan sendiri dalam rombongan lain, membaca petunjuk jalan yang benar kemudian menempuhnya secara sungguh-sungguh. Dari waktu kewaktu kemudian kita juga masih bisa berinteraksi dengan kafilah yang besar tersebut, dengan memberitahu mereka bila perjalanan yang mereka tempuh keliru.
Wallahu A'lam. 

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Mencari Pemimpin Kafilah Perjalanan Umat
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Mencari Pemimpin Kafilah Perjalanan Umat
SelengkapnyaMencari Pemimpin Kafilah Perjalanan Umat

Kerjasama Tiga Sisi dalam Berusaha

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi

Komunitas yang besar dan bahkan juga organisasi-organisasi masa Islam yang besar dengan anggota puluhan juta orang disaat ini seolah tidak berdaya melawan cengkerangan konglomerasi dan kapitalisme global. Hal ini bisa jadi disebabkan karena dalam bermuamalah kebanyakan mereka terkotak-kotak dan terlalu fokus pada satu atau dua sisi saja.

Padahal Islam memiliki solusi yang komprehensif – full tiga dimensi – atau kita sebut kerjasama tiga sisi untuk lebih mudahnya divisualisasikan – dalam mengatasi seluruh permasalahan finansial yang dihadapi umat ini.

Kerjasama Tiga Sisi dalam Berusaha

Tiga sisi tersebut dapat diilustrasikan sebagai segitiga di atas.

Sisi pertama untuk kegiatan sosial, tentu kita sudah sangat familiar dengan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf atau biasa disebut ZISWAF. Begitu besar sumber dana ZISWAF ini, namun seolah-olah belum berperan dalam memutar ekonomi umat.

Padahal salah satu unsur ZISWAF yaitu wakaf, mestinya bisa digerakkan untuk  kepentingan umat yang lebih luas. Misalnya untuk membuat pasar agar terbangun lokomotif ekonomi umat ini – yang menarik gerbong-gerbong kemakmuran. Untuk membuat jalan raya atau infrastructur lainnya, agar umat tidak tercengkeram kapitalisme di jalan – masak di setiap ruas jalan umat harus membayar ? dlsb.

Sisi kedua adalah sisi komersial, begitu banyak bentuk-bentuk syirkah, mudharabah atau qirad yang akan sesuai untuk berbagai jenis muamalah komersial antar umat. Sisi komersial ini yang sudah banyak dielaborasi oleh teman-teman di bank syariah, asuransi, pasar modal dlsb.

Sisi ketiga yang sebenarnya tidak kalah pentingnya adalah sisi accidental, namun sisi ini yang paling sedikit di-elaborasi di jaman ini – padahal ini bisa menjadi kunci jawaban dari perbagai permasalahan yang dihadapi umat di jaman ini.

Sisi ketiga ini dibutuhkan utamanya untuk menghadapi resiko-resiko yang terkait dengan mumalah ataupun kehidupan pada umumnya. Misalnya ketika kita belajar usaha bareng – seperti komunitas dengan 10,000 anggota tersebut di atas misalnya – masing-masing menghadapi resiko kegagalan usaha.

Ketika ada anggota yang gagal, hingga kini mereka terpuruk sendirian dan belum ada mekanisme untuk menolongnya. Padahal mestinya mereka bisa berta’awun – tolong menolong untuk menghadapi kegagalan itu secara bersama-sama.

Dalam sejarah Islam tolong menolong menghadapi kegagalan perjalanan dagang – oleh berbagai sebab ini biasa dilakukan dengan membayar kontribusi, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-pun membayar kontribusi ini dari keuntungan yang diterimanya ketika berdagang dengan Modal dari Khadijah. Bahkan system sejenis yang disebut  aaqilah juga dilakukan untuk membayar uang darah, untuk penebusan tentara yang ditawan musuh dlsb.

Masyarakat yang ikut berkontribusi dalam aaqilah membayar kontribusi untuk mendapatkan jaminan aaqilah. Aaqila ini ada sejak pra Islam, namun kemudian juga dipakai di era Islam karena manfaatnya yang besar.

Aplikasi Aaqilah atau Ta’awun ini bisa dipakai untuk mengatasi berbagai persoalan yang tidak terpecahkan oleh system ekonomi kapitalisme sekarang. Misalnya bagaimana para pemula usaha mendapatkan santunan – minimal untuk bisa bertahan hidup – dari komunitas (calon) pengusaha – bila dia setelah berusaha maksimal dan dengan pembinaan para mentor/coach-nya – tetapi tetap gagal.

Bisa juga digunakan oleh para petani, mendapatkan jaminan dari sesama petani –bila gagal panen – mesikpun mereka sudah sungguh-sungguh bekerja dengan lahan dan tanaman yang sesuai.

Tolong menolong demikian sangat di-encourage dalam Islam dan bahkan mendapatan jaminan pertolongan Allah bagi para pelakuknya : “Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu)

System tolong menolong seperti ini antara lain akan menjadi feature yang ingin kita bangun untuk mendorong orang mau atau berani terjun ke usaha dan menciptakan peluang bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain tiga sisi tersebut, ada produk-produk gabungan atau produk yang berada diantaranya.

Pinjaman atau Qard misalnya, meskipun harus dikembalikan – seperti muamalah komersial – tetapi nilainya separuh dari shadaqah dalam hadits : “ Setiap dua pinjaman yang diberikan oleh seorang Muslim, bernilai satu shadaqah “ (hadits Ibnu Majjah dan Ibn Hibban).

Bahkan di riwayat lain disebutkan bahwa pinjaman itu bernilai 1.8 kali shadaqah : “Dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Pada saat Mi’raj saya melihat tulisan di pintu surga yang berbunyi ‘ setiap shadaqah diberi pahala sepuluh kali lipat, dan setiap pinjaman diberi pahala delapan belas kali lipat’. Saya bertanya : “ ya Jibril, mengapa pinjaman diberi pahala lebih dari shadaqah ?” , dia menjawab : “karena orang bisa minta shadaqah padahal dia tidak membutuhkannya, sedangkan peminjam hanya meminjam karena dia memang membutuhkannya”. (hadits Ibnu Majjah dan Al-Bayhaqi)

Firman Allah juga menyampaikan secara detail dan terperinci agar kita meng-administrasi-kan atau menuliskan dengan baik dan benar dalam ber-mu'amalah:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
(QS Al-Baqarah: 282)

"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
(QS Al-Baqarah: 283)

Dengan banyaknya solusi keuangan dan permodalam dalam Islam tersebut diatas, mestinya umat ini bisa mengunggulkan system keuangannya jauh di atas system keuangan ribawi saat ini – keyakinan kitalah yang akan membangunnya. InsyaAllah.

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Kerjasama Tiga Sisi dalam Berusaha
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Kerjasama Tiga Sisi dalam Berusaha
SelengkapnyaKerjasama Tiga Sisi dalam Berusaha

Mencari Peluang ber-Amal Saleh

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


Bila Anda adalah lulusan terbaik dari perguruan tinggi terbaik di negeri ini, kemungkinan besarnya saat inipun Anda tidak kesulitan untuk mencari pekerjaan. Perusahaan-perusahaan besar yang mapan dengan senang hati akan berebut me-rekrut Anda untuk menjadi pegawainya. Perusahaan senang memperoleh tenaga muda yang cerdas dan penuh potensi, Anda-pun senang dengan segala gaji, fasilitas dan karir yang terbuka selagi Anda masih muda. Tapi inikah yang terbaik untuk Anda sendiri dan masyarakat dalam jangka panjang ?

Untuk Anda sendiri dan dalam jangka pendek, jawabannya adalah hampir pasti "Ya". Di tengah sulitnya mencari lapangan pekerjaan, ditengah berjibunnya pengangguran – Anda memiliki pekerjaan di perusahaan yang mapan dan dengan gaji yang jauh dari UMR.

Tapi bayangkan kondisi Anda 10, 20 dan 30 tahun dari sekarang, tidak sulit untuk membayangkan ini. Lihat orang-orang sekeliling dan di atas Anda, berapa lama mereka masing-masing menempati posisinya ? kemudian gali informasi orang-orang yang sudah pensiun dari perusahaan tempat Anda bekerja. Di mana mereka sekarang ?, apa yang mereka kerjakan ?

Lalu bertanyalah kepada diri Anda sendiri, itukah masa depan yang Anda bayangkan? Bila jawabannya "Ya".  Maka selamat, Anda telah menentukan pilihan Anda sendiri dengan sadar seperti apa kiranya akhir dari pencapaian cita-cita Anda. Tidak ada yang salah untuk ini karena ini baik untuk Anda dan juga baik untuk perusahaan atau institusi dimana Anda bekerja.

Tetapi bayangkan di luar sana, berjuta orang tidak memiliki pekerjaan. Siapa yang akan membangunkan lapangan pekerjaan untuk mereka ?

Pemerintahkah? tentu pemerintah dari waktu ke waktu harus berusaha menciptakan lapangan pekerjaan. Tetapi ini tugas normatif yang sulit terkwantifisir secara riil dari waktu ke waktu. Ditengah kondisi dimana kita diribetkan oleh segala macam perijinan usaha dlsb di dalam memulai usaha, memang kita tidak bisa berharap banyak dari Pemerintah.

Tugas para konglomerat kah ? betul bisa jadi mereka menciptakan pekerjaan. Tetapi lagi-lagi apa yang mereka lakukan juga belum cukup untuk menyelesaikan masalah dengan bukti adanya tingkat pengangguran yang masih tinggi tersebut. Juga ketika mereka menciptakan pekerjaan untuk kepentingan kelompok atau group mereka sendiri – inikah yang Anda inginkan ? rasanya bukan juga !

Lantas tugas siapa ?, inilah sebenarnya tugas orang-orang cerdas seperti Anda !

Membangun sesuatu yang menciptakan lapangan pekerjaan adalah tugas yang sangat sulit, tidak bisa dipecahkan oleh kebanyakan orang. Sama seperti ketika ada ujian di sekolah atau di kampus Anda dahulu. Ujian-ujian yang sulit tidak bisa dipecahkan oleh teman-teman seangkatan Anda yang biasa-biasa saja, siswa atau mahasiswa cerdas seperti Andalah yang bisa memecahkannya.

Nah sekarang ujian-ujian yang sama sulitnya atau bahkan lebih sulit sedang dihadapi oleh 'teman-teman' Anda se negara. Anda yang seharusnya bisa menyelesaikan ujiannya dengan membangun sesuatu yang menciptakan lapangan kerja untuk mereka – tetapi Anda tidak ada – karena Anda sedang sibuk membangun karir Anda sendiri, membangun profesi Anda sendiri.

Maka inilah jebakan profesi – yaitu ketika orang-orang cerdas berhasil membangun profesinya sendiri dan menciptakan kerja yang sangat baik tetapi hanya untuk dirinya sendiri.

Lagi-lagi tidak ada yang salah dengan ini, hanya saja saya ingin membuka wawasan lain untuk Anda. Bila memilih jalur bekerja, Anda dengan mudah mengetahui kira-kira seperti apa jenjang karir Anda sampai pensiun itu.

Bila memilih jalur berwirausaha untuk membangun sesuatu yang menciptakan lapangan kerja, resiko tentu sangat besar dan tidak lebih mudah bagi Anda untuk membayangkan masa depan itu akan seperti apa.

Tetapi bayangkan bila Anda tidak hanya bisa menciptakan lapangan kerja untuk diri Anda sendiri, Anda juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitar Anda. Ketika Anda pensiun, mereka tetap bisa bekerja. Bahkan ketika Anda sudah tidak ada-pun, orang-orang tetap bekerja dan menginspirasi generasi selanjutnya untuk terus bekerja.

Tentu ini tidak mudah dan bukan tugas semua orang, ini hanyalah tugas segelintir orang-orang cerdas seperti Anda – bila Anda tidak terjebak dalam jebakan profesi Anda - membantu umat dalam mencarikan solusi masalah kurangnya lapangan pekerjaan di negeri ini dan mencegah ketakutan kebanyakan orang yang memiliki anggapan akan sulitnya mencari rejeki yang halal, sehingga berani melakukan pekerjaan yang memiliki sifat kemungkaran dan kemaksiatan tanpa rasa takut kepada Allah SWT.

Bila tulisan ini mem-provokasi Anda dan Anda mulai bertanya-tanya pada diri Anda sendiri ' terus apa yang bisa saya lakukan?' ,  maka itulah misi www.rumah-hikmah.com dalam Komunitas Eksportir Indonesia yang sudah beroperasi di Gedung Eksportir Indonesia di Jl. Prof. DR. Lafran Pane No.26, Kelapa Dua, Depok (Google Maps http://goo.gl/maps/womSC). Tempat untuk Anda bisa mengobrol santai – tentang apa apa yang mestinya bisa Anda lakukan dan harus Anda lakukan. Tempat yang tidak menawarkan pekerjaan – tetapi menawarkan peluang untuk di-eksplorasi, peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan berikutnya sebagai - amal saleh - kita semua. InsyaAllah.

Firman Allah dalam surah An Nur 55:
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."

Wallahu A'lam.



www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:
coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas -

Description: Mencari Peluang ber-Amal Saleh
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Mencari Peluang ber-Amal Saleh
SelengkapnyaMencari Peluang ber-Amal Saleh

Ikhtiar kita dalam menghadapi Krisis

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


Kita tahu bahwa krisis finansial global sampai saat ini belum jelas ujung penyelesaiannnya. Di dalam negeri kita nampak adem ayem, karena tahun ini ada dua gawe besar negeri ini yaitu pemilu legislatif dan pemilu eksekutif. Jadi nggak ada yang ingin citranya rusak gara-gara krisis.

Tetapi realita pahitnya sudah mulai nampak; hampir setiap hari kita membaca berita buruh yang dirumahkan, PHK karyawan dan lain sebagainya.

Semoga hal ini tidak menimpa perusahaan atau diri Anda; namun apa yang Anda akan lakukan bila yang terjadi adalah sebaliknya ? bila perusahaan tempat kerja Anda terancam bangkrut terkena imbas krisis finansial global dan Anda harus kehilangan pekerjaan ?.

Jangan keburu sedih dahulu !. kalau Anda sabar dalam menerimanya- bisa jadi ini awal kebaikan bagi Anda.

Pertama saran saya carilah buku do’a dan dzikir Rasulullah SAW (kalau Anda belum punya). Yang paling sederhana dan straight forward adalah Al-Ma’tsurat yaitu kumpulan do’a-do’a yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Buku ini diterbitkan oleh beberapa penerbit dengan berbagai versi dan ukuran – pilih yang Anda comfortable.

Di dalam Al-ma’tsurat tersebut banyak sekali do’a yang indah-indah untuk dibaca pagi dan petang; yang paling penting untuk melawan krisis ini adalah di do’a berikut :

Allahumma innii a’udzubika minal hammi wal khazan, wa a’udzubika minal ‘adzji wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal bukhl, wa a’udzubika min ghalabati al-daini wa khohri al rijaal.

“Ya Allah saya bersungguh-sungguh berlindung kepadaMu dari rasa susah dan sedih, dan aku berlindung kepadaMu dari rasa lemah dan malas, dan aku berlindung kepadamu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepadamu dari lilitan hutang dan tekanan orang lain.”

Sambil kita mohon pertolongan dan Do’a kepadaNya, yang harus kita lakukan adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh.

Sadarilah bahwa ‘kebangkrutan’ perusahaan besar tempat Anda bekerja sebelumnya bisa jadi memang sudah seharusnya terjadi. Perusahaan-perusahaan besar (yang bangkrut tersebut) rata-rata bagus pada jenis pekerjaan atau produk yang telah lewat; tetapi belum tentu bagus untuk pekerjaan/produk masa kini maupun masa datang.

Untuk masa kini dan masa datang dibutuhkan usaha-usaha kecil yang dapat bergerak cepat dan luwes. Inilah peluang Anda untuk menciptakan usaha-usaha kecil yang dapat bergerak sangat cepat dan luwes ini dibidang keahlian Anda masing-masing.

Masih belum punya ide usaha ?; jangan pula khawatir - Anda tidak harus memulai segala sesuatunya dari nol.

Ada kearifan jawa – yang konon bisa jadi waktu penjajahan Jepang dahulu – Jepang belajar dari kearifan ini dan dan dijadikan oleh-oleh kenegerinya, yang kemudian membuat mereka sangat maju selepas perang dunia II – wow -! Apa itu ?.

Ada yang menyebut kearifan ini 4 N, ada yang menyebutnya 3 N karena dua diantaranya mirip.

  • N-pertama adalah "namatke" yaitu memperhatikan usaha atau produk orang lain yang sudah maju.
  • N-kedua adalah "niteni" atau memperhatikan sambil mengidentifikasi cirri-ciri atau karakter usaha atau produk yang sudah sukses. N Pertama dan N yang kedua ini yang sering juga digabung.
  • N-ketiga adalah "nirokke" atau menirukan dari usaha atau produk yang sudah berhasil di pasar.
  • N-keempat adalah "nambahi" yaitu menambahkan atau memodifikasi model usaha atau produk yang sudah teruji di pasar.

Kalau dengan meniru (dan nambahi) saja Jepang bisa sangat maju seperti sekarang, apalagi kalau Anda punya ide-ide yang orisinil, maka insyaallah Anda akan memiliki peluang sukses yang sangat besar - di kala dunia sedang krisis sekalipun.

Syaratnya apa untuk kesuksesan ini ?; ya kembali ke do’a yang diatas tadi. Anda tidak perlu bersedih; Anda tidak boleh lemah dan malas, Anda harus menjadi pemberani dan tidak kikir, Anda tidak perlu mengandalkan hutang pada siapapun sehingga Anda bisa bebas dari tekanan orang lain !. Wallahu A’lam.

Kantor di Rumah, www.kantor-di-rumah.com
Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Ikhtiar kita dalam menghadapi Krisis
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Ikhtiar kita dalam menghadapi Krisis
SelengkapnyaIkhtiar kita dalam menghadapi Krisis

‪Mencoba berfikir‬ Out of the Box

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS 31:20).

Dengan bumi seisinya yang ditundukkan Allah untuk kepentingan kita ini, bukan hanya kita harus bisa menundukkan masalah-masalah besar yang dihadapi negeri ini – tetapi kita juga harus bisa mengeksplorasi peluang-peluang besarnya.

Laut yang telah ditundukkan Allah untuk kita misalnya, mestinya menjadi karunia besar bagi kita karena dari 5.18 juta kilometer persegi wilayah negeri ini, 63 %-nya adalah laut.

Tetapi sama dengan ketika kita melihat hujan sebagai musibah padahal seharusnya berkah, laut-pun dipandang demikian. “laut yang memisahkan kita” adalah ungkapan yang keliru karena mestinya “laut yang menghubungkan kita”.

Transportasi yang paling efisien adalah transportasi laut. Di laut kita tidak perlu membuat jembatan, tidak perlu mendaki bukit kemudian turun lagi, tidak perlu membangun rel dan tidak perlu membangun terowongan bawah tanah yang sangat mahal seperti yang sekarang sedang dibangun pemerintah DKI.

Tidak perlu disubsidi, tidak perlu di-encouraged – transportasi laut by nature-nya sudah berupa transportasi massal. Bayangkan kalau Jakarta adalah sebuah pulau yang terpisah dari Depok, Bekasi, Tangerang dan Banten – maka transportasi satu-satunya ke Jakarta adalah menggunakan transportasi massal berupa ferry, tidak perlu berjubel orang-orang sekitar Jakarta setiap pagi memadati kota dengan mobil-mobil besar yang ditumpangi oleh satu atau dua orang saja.

Maka sesunggunya kita beruntung memiliki negeri dengan belasan ribu pulau yang saling berdekatan, penghubung antar pulau berupa laut tersebut akan membuat ekonomi negeri ini berjalan sangat efektif dan efisien sebenarnya karena distribusi barang menggunakan ‘transportasi massal’ yang nyaris tidak memerlukan infrastruktur seperti jalan, jembatan, terowongan dan sejenisnya.

Penggunaan bahan bakarnya juga sangat efisien karena kendaraan yang berjalan ‘berlayar’ di lautan selain tidak naik turun juga tidak mengalami gesekan yang besar seperti bila kendaraan jalan di darat.

Bayangkan dampaknya bila kita mulai merubah visi ‘laut sebagai pemisah’ menjadi ‘laut sebagi penghubung’ saja, pertumbuhan ekonomi akan merata ke seluruh pulau-pulau yang belasan ribu jumlahnya tersebut. Penduduk akan menyebar mengikuti penyebaran pertumbuhan ekonomi. Jakarta akan menjadi lengang seperti lengangnya musim lebaran, Jawa akan bisa moratorium pembangunan industri sehingga bisa fokus untuk penanaman bahan pangan seperti padi dlsb.

Bangsa ini akan bisa menjadi bangsa yang besar bila kita bisa menundukkan segala permasalahan yang kita hadapi, dan ini mestinya tidak akan susah-susah amat karena semuanya sudah ditundukkan olehNya untuk kita. Yang kita perlukan sekarang tinggal (kembali) secara sungguh-sungguh mengikuti jalanNya. InsyaAllah.

Rumah Hikmah, www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: ‪Mencoba berfikir‬ Out of the Box
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: ‪Mencoba berfikir‬ Out of the Box
Selengkapnya‪Mencoba berfikir‬ Out of the Box

Melawan Kemungkaran dan Kemaksiatan di depan kita.

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


Melawan Kemungkaran dan Kemaksiatan di depan kita dengan mentadaburi Al Quran

Lengkap sudah musibah menimpa umat Islam di negeri ini dalam bidang kesehatan. Selain pengelolaan JKN yang masih full ribawi – yang haram-pun menjadi kewajiban, ternyata dari 30,000-an obat yang beredar di masyarakat hanya 22 yang bersertifikat halal atau hanya 0.07 % ! Musibah semacam ini terjadi karena umat yang mayoritas ini tidak memegang kendali kekuasaan - kekuasaan ekonomi yang kita sebut Tiga Pilar Ekonomi.

Bila di dunia politik dikenal adanya Trias Politica yaitu yang terkait dengan pemisahan kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif – yang membuat undang-undang, yang mengeksekusinya dan yang menjaga kepatuhan hukumnya.

Tiga Pilar Ekonomi adalah istilah yang kita pergunakan, bukan terkait dengan pemisahan kekuasaan tetapi sebaliknya yaitu integrasi tiga kekuatan ekonomi yang terdiri dari "Pasar, Modal dan Produksi". Ketiganya harus dipegang oleh umat ini, bila kita ingin menjamin bahwa produk pangan dan obat yang ada di pasaran memang halal.

Ketika ketiganya dipegang orang lain diluar umat ini, bagaimana mereka bisa peduli dengan kebutuhan kita untuk makanan dan obat yang dijamin kehalalannya ? dan juga pengelolaan financial yang dijamin bebas ribanya ?

Dari pernyataan menteri kesehatan-pun nampak kengganan untuk melayani umat ini secara halal. “Dalam satu kesempatan, Menkes mengatakan bahwa sertifikasi halal tidak diperlukan untuk obat dan vaksin karena hampir semuanya mengandung babi. Dalam pembuatannya, sebagian besar vaksin memang diproses dengan media yang bersinggungan dengan enzim babi yang disebut tripsin” (Detik, 07/12/2013)

Inilah akibatnya bila umat ini menyerahkan urusannya pada umat yang lain atau masih pada bagian dari umat ini tetapi mereka tidak peduli dengan kebutuhan umat atas produk-produk yang dijamin kehalalannnya dan bebas dari unsur riba – bila menyangkut system keuangan.

Saudara-saudara kita yang menjadi bagian dari institusi legislatif, eksekutif ataupun yudikatif – silahkan Anda pergunakan secara maksimal kekuasaan Anda untuk berbuat melayani kebutuhan umat – sehingga tidak membuat umat terjebak dalam keterpaksaan seperti dalam hal obat-obatan tersebut di atas.

Bagi kita rakyat yang tidak berada di kekuasaan legislatif, eksekutif maupun yudikatif – sebenarnya juga masih akan bisa berperan besar dalam melayani kebutuhan umat seperti makanan dan obat-obatan tersebut di atas. Apalagi dalam konsep Islam, makanan kita ya obat kita. Bahkan bukan hanya obat penyakit fisik tetapi juga yang bersifat psikis.

Masalahnya adalah, dengan petunjuk yang begitu jelas tentang makanan dan juga obat-obatan yang halalan thoyyibah bagi kita ini – mengapa umat yang mayoritas ini masih dalam posisi di fait accompli – tepaksa harus menerima makanan dan obat-obatan yang disodorkan orang lain -  padahal itu (khususnya obat) begitu jelas keharamannya ?

Jawabannya adalah karena dalam bidang ekonomi, kekuasaan Tiga Pilar Ekonomi itu tidak berada dalam genggaman umat saat ini !

Pasar dikuasai oleh orang-orang yang berduit – meskipun duitnya adalah hasil pinjaman yang full riba. Umat yang tidak memiliki dana dan tidak mau terlibat dalam riba menjadi tidak memiliki akses terhadap kekuasaan pasar. Akibatnya umat yang mayoritas diperdaya oleh yang minoritas dalam hal kekuasaan pasar ini.

Kekuasaan modal juga demikian, meskipun keberadaan bank-bank dan institusi kekuangan syariah sudah hampir 20 tahun di negeri ini – pasarnya masih kurang dari 5 %. Lebih dari 95 % pasar keuangan masih dikelola secara full riba, padahal tidak sedikit saudara-saudara kita seiman yang menjadi pucuk pimpinan bank-bank dan bahkan juga institusi otoritas seperti OJK, BI dlsb.

Kekuasaan terhadap pasar dan modal kemudian juga berdampak pada kekuasaan produksi. Karena pasar dan modal mereka yang pegang, tidak banyak yang bisa dilakukan umat ini di bidang produksi. Banyak teman-teman yang sudah bisa memproduksi obat herbal yang sangat efektif – berbahan tanaman-tanaman yang disebutkan di Al-Qur’an ataupun hadits, itupun belum banyak dikenal oleh masyarakat karena keterbatasan produksinya – yang juga rata-rata terkendala modal dan jaringan distribusi atau pasar.

Walhasil harus ada terobosan besar bagi perjuangan umat ini untuk mengambil alih kekuasaan- kekuasaan Tiga Pilar Ekonomi tersebut di atas. Apa yang mutlak diperlukan oleh umat seperti obat halal tersebut di atas – menjadi fardhu kifayah bagi sebagian umat ini untuk berjuang keras mengadakannya.

Karena untuk mengadakan produksinya juga diperlukan dukungan modal dan keberpihakan pasar, maka pengadaan modal dan pasarnya juga  menjadi fardhu kifayah.

Dengan demikian menguasai ketiga unsur Tiga Pilar Ekonomi  – yaitu pasar, modal dan produksi menjadi fardhu kifayah bagi umat ini – agar masalah-masalah seperti kebutuhan obat yang halal tersebut di atas dapat diurusi dan dipenuhi dengan sebaik-baiknya oleh umat ini sendiri – bukan oleh orang lain yang tidak peduli !

Kita sangat mengharapkan kerja keras dari kita sendiri, para Ulama, Ustadz dan Ilmuwan Islam untuk serius menyelesaikan fardhu kifayah bagi umat ini dalam mencegah kemungkaran dan kemaksiatan yang ada di depan kita semua, bahkan yang ada di dalam rumah kita melalui media-media yang ditayangkan setiap hari.


Wallahu A'lam.

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Melawan Kemungkaran dan Kemaksiatan di depan kita.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Melawan Kemungkaran dan Kemaksiatan di depan kita.
SelengkapnyaMelawan Kemungkaran dan Kemaksiatan di depan kita.

Meraih Keberuntungan

Diposkan oleh Noer Rachman Hamidi


Saking percayanya bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk, penjelasan atas petunjuk-petunjuk dan jawaban atas segala sesuatu – ulama dahulu mengibaratkan mencari cemeti yang hilang-pun dengan Al-Qur’an. Maka Al-Qur’an yang sama pasti juga bisa menjadi petunjuk bagi segala urusan kita di jaman ini. Bagi kita yang (ingin) terjun ke dunia usaha misalnya, apa yang kita cari ? salah satunya untung bukan ?, maka jawabannya-pun ada di dalam Al-Qur’an !

Berikut antara lain kunci-kunci keberuntungan yang saya temukan dari sejumlah ayat-ayat di Al-Quran itu :

1. Iman,  hal utama yang mendatangkan keuntungan ini disebut di sejumlah ayat antara lain QS 2 : 4-5 ; 103:3 ; 7 : 156-157 ; 23 : 1
2. Membaca Al-Qur’an, mendirikan shalat, membayar zakat, ada di QS 31 : 4-5 ; 35 : 29
3. Amal saleh dan banyak berbuat kebajikan, ada di sejumlah ayat antara lain QS 7 :8 ; 45 :30 ; 103:3
4. Menyuruh yang makruf mencegah yang munkar ; antara lain ada di QS 3:104 ; 7 : 156 -157
5. Takwa, antara lain ada di QS 2 : 189 ; 3 : 300 ; 5 : 100
6. Menjauhi perbuatan keji, antara lain ada di ayat  QS 5 : 90 ; 23 :50
7. Bertobat, antara lain ada di QS 24:31 ; 28 :67
8. Menjahui perkataan dan perbuatan yang tidak berguna, antara lain ada di QS 23 :3
9. Menjaga amanat dan janji, antara lain ada di QS 23 : 8
10. Ibadah di malam hari, antara lain ada di QS 39 : 9
11. Mencintai dan mengutamakan saudaranya melebihi dirinya sendiri, antara lain ada di Qs 59 : 9
12. Tidak berkasih saya dengan orang yang menentang Allah, antara lain di QS 58 : 22
13. Mengingat Allah banyak-banyak, antara lain di QS 62 : 10
14. Tidak kikir, antara lain ada di QS 64 :16
15. Menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik, ada di QS 41 : 34-35

Mungkin timbul pertanyaan Anda, ayat-ayat tersebut kan lebih fokus pada urusan keberuntungan di akhirat, lantas dimana tips-nya untuk keberuntungan di dunia  ?  pertanyaan semacam ini sering muncul  karena daya tarik dunia yang begitu besar sehingga orang lebih banyak tertarik pada sesuatu yang instant duniawi ketimbang yang berorientasi akhirat.

Tetapi justru disitulah petunjuknya. Perhatikan ayat berikut : “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagian pun di akhirat.” (42:20)

Juga dua hadits  berikut :

“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai ambisinya, maka Allah akan mencerai- beraikan urusannya dan Allah akan menjadikannya miskin. Tidaklah dia akan mendapatkan dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa menjadikan akhirat sebagai niatannya, maka Allah akan menyatakan urusannya dan menjadikan kekayaan di hatinya, ia akan diberi dunia sekalipun dunia memaksanya”. (HR Ibnu Majjah)

Senada dengan ini adalah hadits : “Barangsiapa menjadikan cita-citanya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan mencukupkan baginya dunianya. Dan barangsiapa cita-citanya hanya untuk mencari dunia, maka Allah tidak peduli dilembah mana dia binasa”. (HR Ibnu Majjah)

Disitulah elegant-nya cara mencari keberuntungan yang besar melalui petunjuk Allah itu.  Bayangkan kalau perilaku mengutamakan tujuan akhirat ini yang ada di dunia usaha, maka tidak akan ada kecurangan, tidak ada yang berkhianat, bahkan bila ada yang berbuat jahat terhadap (usaha) kita-pun kita masih bisa membalasnya dengan cara kebaikan (QS 41:34-35).

Ini tips untuk mencari keberuntungan besar yang memang tidak mudah, tetapi dijamin kebenarannya karena datangnya dari Dia Yang Maha Tahu, Dia Yang Menciptakan kita semua beserta bumi, langit dan seisinya.

Bila kita dihadapkan pada dua pilihan, ada tips sukses/untung besar yang mudah diterapkan (mudah kita jumpai di buku-buku entrepreneurship di toko buku) tetapi tidak dijamin kebenarannya, yang satu lagi tips sukses/untung besar yang tidak mudah menerapkannya tetapi dijamin kebenarannya – maka mana yang kita akan pilih ?, insyaAllah kita akan memilih bersusah-payah menerapkan yang kedua yang dijamin kebenarannya. InsyaAllah.

www.rumah-hikmah.com

Tulisan Terkait:

Info Bisnis:

Info Keuangan:


Description: Meraih Keberuntungan
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Meraih Keberuntungan
SelengkapnyaMeraih Keberuntungan